Satuan Kerja dalam Korps Brimob Polri
Terdapat lima satuan kerja dalam Korps Brimob Polri, yang masing-masing mempunyai tugas serta tanggung jawab berbeda. Berikut penjelasan tentang satuan kerja dalam Korps Brimob Polri.
Korps Brigade Mobile (Korps Brimob) adalah satuan elit Polri yang mengemban tugas dalam menanggulangi ancaman keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas). Kesatuan ini memiliki intensitas tinggi.
Satuan tertua di Polri ini dibentuk pada 14 November 1946. Korps Brimob telah memberikan kontribusi terhadap bangsa negara dalam menjaga keamanan dan mempertahankan keutuhan Indonesia dari berbagai ancaman dan gangguan kamtibmas, seperti gerakan radikal bersenjata, terorisme, dan pengamanan unjuk rasa yang anarkis.
Pada 1974, ada isu teror terhadap Polda Metro Jaya, sehingga sebagai bentuk antisipasi tercetus lah gagasan pembentukan kopi satuan Gegana Brimob Polri. Satuan ini dipimpin Mayor Pol. Soemardi pada 27 November 1974.
Pesatnya perkembangan ilmu dan teknologi beriringan dengan perkembangan ancaman kejahatan. Oleh karena itu, personel Gegana dituntut terus meningkatkan kemampuan.
Terutama dalam menindak gangguan kamtibmas berintensitas tinggi. Sebagai contoh, kejahatan terorganisasi menggunakan senjata api, bom, bahan kimia, biologi, radio aktif, dan perlawanan terror.
Resimen Pelopor adalah satuan pelaksana utama di bawah naungan Korps Brimob Polri. Satuan ini mengemban tugas dalam membina dan meningkatkan kemampuan personel.
Mereka juga bertugas mengerahkan kekuatan satuan atas perintah Kakor Brimob Polri sebagai penyelenggara fungsi penindakan massa dan lawan insurjensi, guna terwujudnya keamanan dalam negeri.
Satuan Latihan adalah unsur pelaksana utama di bawah naungan Korps Brimob Polri, yang bertugas menyelenggarakan pelatihan Brimob Polri, baik secara terpusat maupun kewilayahan.
Tugas Satuan Latihan mulai dari perencanaan, pelaksanaan, hingga asistensi bimbingan teknis latihan dan mengkaji, serta mengembangkan strategi kemampuan Brimob Polri.
Satuan Intelijen Brimob
Satuan Intel Brimob adalah unsur pembantu pemimpin dan pelaksana utama tugas intelijen dalam Korps Brimob Polri, yang mempunyai kedudukan di bawah Dankorbrimob Polri. Satuan ini terbagi dalam tiga detasemen, di antaranya detasemen A, B, dan C.
Satuan ini mengemban tugas sebagai pembina dan penyelenggara fungsi intelijen dalam bidang keamanan, termasuk persandian dan produk intelijen, pembentukan dan pembinaan jaringan intelijen kepolisian.
Tugasnya meliputi penyusunan rencana kegiatan operasional, peringatan dini, pelayanan administrasi dan pengawasan senjata api atau bahan peledak, orang asing, serta kegiatan sosial atau politik masyarakat sesuai peraturan perundang-undang.
Artikel ini ditulis oleh Savira Oktavia, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
PALU, tribratanews.sulteng.polri.go.id – Dua pelaku tindak pidana penipuan penerimaan anggota Polri tahun 2023 di Polda Sulawesi Tengah (Sulteng), inisial AAS (40) dan JT (58) berhasil ditangkap Tim Subdit Siber Ditreskrimsus Polda Sulteng.
Aksi pelaku dilaporkan dua korban merupakan warga Kabupaten Banggai mengalami total kerugian Rp 757Juta, karena dijanjikan anak dan cucu korban lulus terpilih seleksi Bintara Polri.
“Ada dua tersangka ditangkap, tersangka AAS ditangkap 1 Maret 2024 di Cianjur Jawa Barat dan tersangka JT ditangkap 3 April 2024 di Depok Jawa Barat,” ungkap Kabidhumas Polda Sulteng Kombes Pol. Djoko Wienartono di Palu, Senin (8/4).
Penangkapan kedua tersangka dilakukan setelah Kepolisian menerima laporan dari SDM (56) warga Kecamatan Batui Kabupaten Banggai dan HAP (46) warga Kecamatan Masama Kabupaten Banggai, Sulteng,”ujarnya.
Djoko menyebut, tersangka ditangkap di Cianjur inisial AAS (40) sesuai KTP pekerjaan Wartawan, beralamat di Luwu Timur Provinsi Sulawesi Selatan, sedangkan tersangka ditangkap di Depok inisial JT (58) sesuai KTP pekerjaan Wiraswasta, beralamat di Kelurahan Mampang Kec. Pancoran Mas Kota Depok, Jawa Barat.
AAS inilah kata Djoko, sebelumnya pernah bertemu dengan SDM di Batui Kabupaten Banggai, AAS juga pernah mengaku mempunyai kedekatan dengan salah seorang Guru Besar PTIK di Jakarta. Ia berjanji mengupayakan kelulusan anak dan cucu AAS untuk lulus seleksi penerimaan anggota Polri tahun 2023.
“JT inilah yang oleh AAS diperkenalkan kepada SDM sebagai Profesor JT yang biasa dipanggil Profesor mengupayakan kelulusan anak dan cucu SDM serta anak dari HAP. Sebenarnya baik anak atau cucu SDM serta anak HAP ini saat proses seleksi sudah dinyatakan tidak lulus,” jelas Kabidhumas.
Masih kata Djoko, AAS berdasarkan hasil pemeriksaan identitas atau KTP hanya lulusan SMA dengan pekerjaan sebagaimana kolom KTP adalah wartawan, demikian juga dengan JT juga hanya lulusan SMA, pada kolom pekerjaan di KTP sebagai Wiraswasta.
“Selain menjanjikan kelulusan modus lain untuk meyakinkan korban, AAS dan JT mengirimkan 3 surat atau dokumen file Pdf seolah-olah surat itu benar perihal surat pemberitahuan masuk calon siswa yang mencantumkan nama-nama calon siswa sebenarnya sudah dinyatakan tidak lulus,” bebernya
Akibat perbuatan kedua pelaku, korban SDM mengalami kerugian Rp 407Juta dan korban HAP mengalami kerugian Rp350Juta. Penyerahan uang dilakukan secara transfer dan bertahap.
Djoko menambahkan, dari perbuatan kedua pelaku diduga masih ada korban lain dan ada 14 nama calon siswa Bintara Polri penerimaan tahun 2023, tetapi mereka atau kejadiannya di luar wilayah Provinsi Sulawesi Tengah.
“Kedua tersangka saat ini ditahan di Polda Sulteng dan dijerat dengan Pasal 45 A ayat (1) Jo. 28 ayat (1) dan/atau Pasal 51 ayat (1) Jo. Pasal 35 UU RI Nomor 19 tahun 2016 tentang perubahan atas UU RI No. 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik,” tegasnya.
Diimbau kepada masyarakat Sulawesi Tengah, saat ini Polda Sulteng sedang membuka pendaftaran menjadi anggota Polri tahun anggaran 2024, diingatkan untuk tidak melalui Calo atau lewat orang mengaku bisa meluluskan seleksi, masuk Polri gratis dan tidak dipungut biaya. (ab)
© Direktorat Utama Pembinaan dan Pengembangan Hukum Pemeriksaan Keuangan Negara Badan Pemeriksa Keuangan
TRIBUN-MEDAN.COM - Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo telah menaikkan pangkat sedikitnya 38 perwira menengah (pamen) menjadi perwira tinggi (pati) dengan pangkat brigadir jenderal (brigjen) sejak Desember 2022 hingga Oktober 2023. Ditambah lagi dengan kenaikan pangkat di dalam golongan pati itu sendiri.
Dengan kenaikan pangkat puluhan pamen polri ini tentu salah satunya untuk mengisi jabatan para pati yang telah memasuki masa pensiun (purnawirawan). Atas re-generasi di jajaran polri ini, berikut jumlah dan komposisi pati polri yang berpangkat Komisaris Jenderal (Komjen) bintang tiga, Inspektur Jenderal (Irjen) bintang dua, dan Brigadir Jenderal (Brigjen) bintang satu.
Kapolri : Jenderal Listyo Sigit Prabowo. (Akpol 1991). Mulai menjabat 27 Januari 2021. Kapolri ke-25.
I. Di Dalam Struktur Organisasi Polri:
1. Wakil Kapolri: Agus Andrianto. (Akpol 1989). Mulai menjabat 24 Juni 2023.
2. Inspektur Pengawasan Umum: Ahmad Dofiri. (Akpol 1989). Mulai menjabat 26 Februari 2023.
3. Kepala Baharkam: M. Fadil Imran. (Akpol 1991). Mulai menjabat 27 Maret 2023.
4. Kepala Bareskrim: Wahyu Widada. (Akpol 1991). Mulai menjabat 24 Juni 2023.
5. Kepala Baintelkam: Suntana. (Akpol 1989). Mulai menjabat 26 Februari 2023.
6. Kepala Lemdiklat: Purwadi Arianto. (Akpol 1988). Mulai menjabat 27 Maret 2023.
7. Komandan Korps Brimob: Imam Widodo. (Akpol 1989). Mulai menjabat 14 Oktober 2023.
*) Analis Kebijakan Utama Bidang Jianbang Lemdiklat: Dharma Pongrekun. (Akpol 1988) sejak 31 Oktober 2021.
II. Di Luar Struktur Organisasi Polri:
1. Kepala BNN: Prof. Dr. Petrus Reinhard. (Akpol 1988). Mulai menjabat 23 Desember 2020.
Hak Cipta © 2023 Divisi Humas Polri. All Right Reserved.
Sebagai pelaksana utama Mabes Polri yang menangani kejahatan berintensitas tinggi, Brimob Polri telah mengukir sejarah panjang dalam perjalanannya mengabdi, membela, dan menjaga bangsa Indonesia. Dalam menjalankan tugasnya, ada lima satuan kerja dalam Korps Brimob Polri.
Dilansir laman Korbrimob Polri, Korps Brimob Polri adalah cikal bakal organisasi Jepang yang beberapa kali telah mengalami perubahan nama, mulai dari Tokubetsu Kaisatsu Tai sampai akhirnya menjadi Brimob (Brigade Mobil). Korps Brimob Polri mulai terlihat perannya ketika Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang pada 8 Maret 1942.
Sekitar dua bulan menduduki Indonesia, Jepang mengalami kekalahan sebanyak dua kali berturut-turut karena keterbatasan personel. Kemudian Jepang membentuk beberapa organisasi semimiliter dan militer sebagai pembantu militer Jepang dan pemelihara keamanan serta ketertiban daerah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagai cadangan yang dapat digerakkan dengan cepat dan diharapkan dapat membantu dalam medan tempur, Jepang membentuk satuan polisi khusus yang diberi nama Tokubetsu Keisatsu Tai. Pascakemerdekaan Indonesia, namanya diubah menjadi Polisi Istimewa.
Hingga pada 14 November 1046, seluruh kesatuan Polisi Istimewa, Barisan Polisi Istimewa, dan Pasukan Polisi Istimewa disatukan menjadi Mobil Brigade (Mobrig). Saat ini dikenal dengan sebutan Brigade Mobile (Brimob).